Konsumsi Beras Organik Yuks
Sunday, July 7, 2013
Dewasa ini memang banyak sekali kegiatan
untuk menggalakkan makanan yang berbasis organik. Tak heran dari segi
bahan atau istilahnya obat-obatan juga banyak yang mengandung model
herbal. Banyak pihak mengajak atau mengkampanyekan kegiatan kembali ke
alam atau back to nature. Seperti kita ketahui, bahwasanya sesuatu yang
alami memang menyehatkan. Di mana dengan mengkonsumsi sesuatu yang alami
dan tanpa zat kimia, tubuh kita akan lebih sehat serta tahan terhadap
penyakit.
Saya
jadi teringat dengan perbincangan bersama pak Rus seorang warga
Bambanglipuro Kabupaten Bantul, di kediaman Pak Seto Handoko. Saat itu
saya usai silaturahmi dari rumah kawan relawan yakni saudara Fajri,
bukan untuk tujuan bisnis atau apa sih hanya sekedar perbincangan
mengenai kisah semasa gempa dan tentang apa itu relawan serta kondisi
rasa kesukarelaan saat ini. Fajri menilai bahwa rasa kesukarelaan zaman
sekarang yakni pasca gempa, terlihat berkurang entah faktor apa yang
menyebabkan itu semua. Itu hanya gambaran singkat saja tentang apa yang
kami bicarakan, mau tahu lebih lanjut? Telpon saya. hehehe
Kembali
ke perbincangan saya dengan pak Rus mengenai beras organik. Beliau
pernah bercocok tanam dengan model organik. Dalam pembicaraannya saya
hanya menangkap bahwa beliau itu menanam 1 kali masa panen. Artinya
bercocok tanam organiknya tidak diteruskan sampai beberapa kali.
Berdasarkan penjelasan yang saya terima dan sesuai nalar, bercocok tanam
padi khususnya dengan menggunakan unsur organik butuh kesabaran ekstra.
Padi
yang dihasilkan dari pertanian organik ini pada masa awal tanam, memang
hanya sedikit yakni 50% saja. Otomatis bagi yang tidak siap akan merasa
rugi besar, karena sudah terbiasa dari hasil 10 ton berkurang menjadi 5
ton. Namun bila melihat dari sisi harga jualnya, padi organik ini lebih
mahal harganya yakni dua kali lipat dari harga padi super jenis apapun.
Wah, bila ditengok dari sisi harga jual berarti ini sama saja donk
dengan hasil padi biasa. Tentunya dengan melihat dari nilai akhir
setelah barang dijual.
Penjelasan
selanjutnya yang ingin saya utarakan di sini adalah mengenai pentingnya
padi organik sebagai sarana menyehatkan tubuh. Jauh hari sebelum kita
lahir pada era 70-an, orang dewasa mengkonsumsi makanan yang seadanya
yakni singkong. Mengapa mereka bisa hidup lebih lama? Padahal dari sisi
kandungan gizi lebih lengkap sekarang. Kuncinya cuma satu, kimia. Kita
hidup di jaman sekarang ini lantaran begitu banyaknya makanan yang dalam
pengelolaan baik itu penanaman dan lain sebagainya yang notabene
menggunakan pupuk kimia (Urea).
Mulai
tanam saja sekarang harus mencampurkan zat kimia yakni urea ke dalam
tanah. Katanya petani kalau cuma pupuk organik alias pupuk kandang nggak
bisa bertahan lama atau mati. Bukan masalah bibitnya, tapi karena tanah
sekarang sudah banyak tercemar oleh limbah industri baik itu busa
sabun, shampo dan masih banyak lagi yang tentu saja merusak unsur hara
di dalam tanah. Itu mengapa saat pak Rus tadi mencoba menggalakan padi
organik, beliau harus kehilangan 50% padinya. Ini karena unsur organik
yang digunakan baru mulai kembali menormalkan fungsi dari tanah.
Cerita singkat mengenai padi atau kelebihannya dari dewi sri organik ini
yaitu beras yang sudah dimasak nasinya akan tetap kering walau sudah
dua hari. Bandingkan saja dengan padi zaman sekarang yang umum beredar
di pasaran, baru 24 jam saja sudah basah and lembek gitu. Perbandingan
juga jelas sekali kan dari sisi nasi yang dihasilkannya, nasi organik
bisa awet 48jam, nasi biasa dengan kimia hanya 24 jam. Kita sesuaikan
saja dengan umur orang dahulu kala, mereka bisa hidup sampai 100 tahun
lamanya. Tetapi sekarang baru usia 50 tahun saja sudah banyak sakit dan
segala macam gangguan. Tertarikkah anda bertanam dan konsumsi beras
organik?
Butuh Blangkon, Lampion, Keris dan Propolis hubungi 085871265667